H. BOLOT DAN INVESTASI ONLINE
Oleh : Imam Chanafi
Kita semua Insya Allah pernah menyaksikan gaya lawakannya H. Bolot. Beliau bergaya seperti orang budek bin kopok alias tuli, tapi tidak demikian manakala topic pembicaraan berkisar soal uang dan wanita, pendengaran H. Bolot mendadak berubah sangat tajam dan sensitive. Gambaran H. Bolot tersebut agaknya mirip dengan karakter kebanyakan orang yang kini menghuni bangsa kita.
Kalau tidak percaya, sebagai pembukti silahkan bikin 2 website yang terdaftar di google search engine. 1 berbahasa Inggris dan 1 berbahasa Indonesia. Konten dan karakter websitenya bikin saja sama persis, semua bikin sama, pokoknya yang beda cuma bahasa. Lalu posting tulisan-tulisan asli kita di website tersebut, selanjutnya tunggu dalam hitungan jam, hari, minggu dan bulan. Niscaya kita akan tahu bedanya.
Yang saya alami. Meski website yang berbahasa inggris saya tulis dengan bahasa yang pasti saja grammernya amburadul, tapi uniknya, dalam hitungan jam atau selambat-lambatnya dalam satu hari selalu saja ada tanggapan mengenai tulisan yang saya posting, entah sebatas memberi support, sekedar terima kasih telah diizinkan mampir, atau juga meninggalkan ucapan terima kasih karena tulisan sederhana saya kata mereka telah memberi inspirasi hingga mereka copy, dan mereka itu dari luar negeri semua yang tentu saja tidak pernah membuka kitab syukur tapi mereka paham makna apresiasi.
Sementara yang dari negeri sendiri tidak ada yang comment. Jangankan pada website yang berbahasa Inggris, yang berbahasa indonesiapun mereka tidak meninggalkan sepatah kata, kendati kelihatan juga bekas kunjungan dan bahkan sebagian telah mengcopy tulisan saya.
Terkait website yang berbahasa Inggris, mungkin karena bahasa inggris jadi mereka malas baca, atau mereka paham bahasa inggris hanya saja malas karena melihat sisi negatif grammer tulisan saya belepotan. Jadi apapun alasannya pembuktian saya ini sekurang-kurang bisa jadi bukti bahwa bangsa kita memang punya karakter kurang apresiative terhadap upaya baik yang sedang dilakukan oleh sesama.
Belakangan kita juga mendengar banyak orang tertipu karena melakukan investasi bisnis di dunia maya. Mereka pelototi internet dengan mengharap bisa meraup keuntungan berupa dolar. Lagi-lagi ini telah digambarkan H. Bolot yang mendadak tidak budek dan bisa secara maksimal memperhatikan manakala pembicaraan terkait uang dan wanita. Dan rupanya begitu juga perilaku kebanyakan penghuni negeri Indonesia ini di dunia maya. Akhirnya dimanfaatkanlah oleh orang-orang yang berniat jahat dan beritanya memang bangsa Indonesialah pengikut terbesar Investasi Online yang kini kena tipu.
Sebagai catatan bersama. Ada baiknya kita jangan selalu mengandalkan uang sebagai ukuran segala sesuatu. Jangan hanya menghormati atau dalam bahasa jawatepatnya ngajeni orang dengan ukuran uang agar kita tidak mudah tertipu oleh yang berbau uang. Apresiatiflah, berilah penghargaan, ayo podo gelem genten ngajeni bukan berdasar uang atau jabatan, tapi demi kebersamaan, bangkit bersama, berkembang bersama dan majupun bersama-sama, agar hidup kita bisa merasakan kesejahteraan yang sesungguhnya.//